Profil Desa Tasikmadu

Ketahui informasi secara rinci Desa Tasikmadu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tasikmadu

Tentang Kami

Profil Desa Tasikmadu, Pituruh, Purworejo. Menyelami filosofi `Danau Madu` di balik namanya, mengupas potensi agraris, demografi, pemerintahan, dan harmoni sosial. Fakta dari desa subur di Purworejo.

  • Filosofi `Danau Madu`

    Nama desa ini merupakan sebuah metafora yang menggambarkan kesuburan tanah laksana danau, yang memberikan kemanisan hidup laksana madu.

  • Pilar Ekonomi Agraris

    Sawah irigasi menjadi aset utama dan sumber kesejahteraan yang menopang hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat.

  • Harmoni Sosial yang Erat

    Nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong menjadi `madu` sosial yang merekatkan hubungan antarwarga dalam kehidupan sehari-hari.

XM Broker

Di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan nama yang puitis dan penuh harapan: Tasikmadu. Nama ini, yang secara harfiah berarti "danau madu", bukan sekadar penanda geografis, melainkan sebuah filosofi mendalam yang mencerminkan kekayaan alam dan tatanan sosial masyarakatnya. Desa Tasikmadu adalah manifestasi dari sebuah harapan akan tanah yang subur laksana danau tak bertepi, yang senantiasa menghasilkan kemanisan hidup bagi warganya.

Letak Geografis dan Kondisi Demografi

Desa Tasikmadu terletak di hamparan dataran rendah yang subur, menjadikannya bagian integral dari kawasan lumbung pangan di Kecamatan Pituruh. Berdasarkan data administrasi wilayah, luas Desa Tasikmadu adalah sekitar 120,45 hektare (1,20 km²). Sebagian besar dari wilayah ini merupakan lahan sawah produktif yang dialiri oleh sistem irigasi teknis, sebuah aset vital yang memungkinkan aktivitas pertanian berlangsung sepanjang tahun.Secara administratif, Desa Tasikmadu berbatasan dengan desa-desa tetangganya sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kaligondang

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Tunjungtejo

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Gumawangrejo

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kalikotes

Menurut data termutakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo dalam publikasi "Kecamatan Pituruh dalam Angka", populasi Desa Tasikmadu tercatat sebanyak 1.547 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.284 jiwa per kilometer persegi. Komposisi penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif yang menjadikan sektor pertanian sebagai sandaran utama dalam memenuhi kebutuhan hidup, sebuah cerminan dari identitas desa agraris yang kuat.

Di Balik Nama Tasikmadu: Sebuah Metafora Kesejahteraan

Nama "Tasikmadu" adalah sebuah mahakarya linguistik dan filosofis. Nama ini tersusun dari dua kata dalam bahasa Jawa: "Tasik" yang berarti danau, telaga, atau lautan dan "Madu" yang berarti cairan manis yang dihasilkan lebah. Namun penamaan ini diyakini bukanlah dalam arti harfiah, melainkan sebagai sebuah kiasan atau metafora yang indah.Para sesepuh desa menuturkan bahwa nama ini adalah gambaran dari kondisi alam desa di masa lalu. Hamparan sawah yang luas, ketika tergenang air dan memantulkan cahaya langit, tampak berkilauan laksana danau atau telaga (tasik). Dari "danau" sawah inilah, masyarakat memanen padi yang menjadi sumber kehidupan. Hasil panen yang melimpah dan kehidupan yang damai sejahtera inilah yang diibaratkan sebagai madu—manis, menyehatkan, dan penuh berkah.Dengan demikian, nama Tasikmadu adalah doa dan harapan yang terwujud. Ia melambangkan tanah yang tak pernah kering memberikan sumber penghidupan, serta kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Filosofi ini menjadi spirit yang terus dipegang oleh warga dalam setiap langkah pembangunan dan interaksi sosial mereka.

Sektor Ekonomi: Memanen `Madu` dari Tanah Subur

Sesuai dengan filosofi namanya, perekonomian Desa Tasikmadu bertumpu pada kemampuan warganya untuk "memanen madu" dari tanah yang subur. Sektor pertanian, khususnya budidaya padi, adalah penggerak utama ekonomi desa. Dukungan irigasi yang memadai memungkinkan petani untuk mencapai produktivitas yang tinggi, dengan panen dapat dilakukan dua hingga tiga kali setahun.Padi yang menguning adalah `madu` utama yang dipanen dari `danau` sawah mereka. Hasil panen tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga menjadi komoditas yang dijual ke pasar, sehingga menggerakkan perputaran uang di tingkat desa. Selain padi, beberapa petani juga menanam palawija dan hortikultura sebagai diversifikasi usaha tani.Potensi lain yang selaras dengan nama "Tasikmadu" adalah pengembangan sistem minapadi, yaitu budidaya ikan di sela-sela tanaman padi. Praktik ini dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, di mana mereka bisa memanen ikan (sebagai hasil dari `tasik`) bersamaan dengan padi (sebagai sumber `madu`).Di luar pertanian, sektor peternakan skala rumah tangga juga turut menyumbang pada ekonomi warga, dengan pemeliharaan ternak seperti kambing, sapi, dan unggas. Seiring waktu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun mulai tumbuh, terutama di sektor kuliner, perdagangan, dan jasa, yang semakin mendiversifikasi sumber "kemanisan" ekonomi desa.

Pemerintahan Desa dan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintahan Desa Tasikmadu berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan didukung oleh jajaran perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sinergi antara lembaga eksekutif dan legislatif di tingkat desa ini menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang partisipatif dan akuntabel.Setiap tahun, melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), pemerintah desa bersama warga merumuskan program-program prioritas yang akan dibiayai oleh Dana Desa dan sumber pendapatan lainnya. Fokus utama pembangunan adalah menjaga agar `danau` tetap subur dan `madu` terus mengalir. Ini diwujudkan melalui program-program strategis seperti:

  • Rehabilitasi dan normalisasi saluran irigasi untuk menjamin ketersediaan air.

  • Peningkatan kualitas jalan usaha tani untuk memperlancar akses dari dan ke lahan pertanian.

  • Program pemberdayaan kelompok tani melalui pelatihan dan bantuan alat pertanian.

  • Dukungan terhadap UMKM lokal untuk meningkatkan nilai tambah produk desa.

Pemerintah desa berkomitmen untuk menjalankan roda pemerintahan yang transparan, di mana setiap program pembangunan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.

Kehidupan Sosial dan Budaya: Manisnya Kebersamaan

Jika hasil bumi adalah `madu` ekonomi, maka harmoni sosial adalah `madu` budaya di Desa Tasikmadu. Kehidupan masyarakatnya sangat lekat dengan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, tolong-menolong, dan semangat kekeluargaan. Tradisi kerja bakti untuk kepentingan bersama atau membantu tetangga yang sedang memiliki hajatan merupakan pemandangan lumrah yang menunjukkan kuatnya ikatan sosial.Kemanisan hidup bersama ini juga tercermin dalam berbagai kegiatan keagamaan dan budaya. Sebagai masyarakat yang religius, masjid dan musala menjadi pusat kegiatan ibadah dan sosial yang mempererat tali silaturahmi. Tradisi seperti kenduri atau selamatan sebagai wujud syukur juga masih sering dilakukan, menjadi momen bagi warga untuk berkumpul, berdoa, dan berbagi bersama.Harmoni ini adalah modal sosial terbesar yang dimiliki Desa Tasikmadu. Rasa aman, damai, dan saling peduli antarwarga menjadi fondasi yang kokoh bagi terciptanya masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.

Peluang dan Tantangan: Menjaga Kemanisan Tasikmadu

Ke depan, Desa Tasikmadu memiliki peluang besar yang bersumber dari kekayaan filosofi namanya. Potensi branding produk pertanian, khususnya "Beras Tasikmadu", sangat terbuka lebar. Dengan narasi "Danau Madu" yang unik, produk dari desa ini dapat memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasaran. Pengembangan agrowisata edukatif yang mengangkat tema filosofi ini juga bisa menjadi sumber ekonomi baru.Namun, tantangan untuk menjaga "kemanisan" Tasikmadu juga tidak sedikit. Perubahan iklim yang tidak menentu menjadi ancaman bagi stabilitas `danau` sawah mereka. Arus urbanisasi yang menarik generasi muda untuk bekerja di luar sektor pertanian menjadi tantangan dalam hal regenerasi petani. Selain itu, menjaga agar harga jual hasil panen tetap `manis` dan menguntungkan bagi petani juga merupakan perjuangan yang terus-menerus.Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam teknologi pertanian, diversifikasi usaha, serta program-program yang membuat sektor pertanian menarik bagi generasi muda.Penutup Desa Tasikmadu lebih dari sekadar nama; ia adalah sebuah konsep tentang kehidupan ideal di lingkungan agraris. Sebuah konsep di mana alam yang subur dan harmoni sosial berpadu menciptakan kesejahteraan yang hakiki. Dengan berpegang pada filosofi `Danau Madu`, masyarakat dan pemerintah Desa Tasikmadu memiliki kompas yang jelas untuk terus berinovasi dan bekerja keras, memastikan bahwa `danau` mereka akan terus menghasilkan `madu` keberkahan bagi generasi-generasi yang akan datang.